Senin, 08 Februari 2021

[WN] Masho no Otoko wo Mezashimasu Chapter 03

[WN] Masho no Otoko wo Mezashimasu Chapter 03

Chapter 3 – House


Pada hari kepulanganku, Dr. Takashina mengantarku dengan senyuman seperti biasa.

Berbeda dengan semua perawat yang datang untuk mengantarku, mereka semua menangis. Rasa takut datang lebih dulu, daripada bahagia karena ada lusinan orang yang mengantarku.


Mungkin mereka merasakan sesuatu di dalam hati mereka karena aku, satu-satunya pria yang pernah mereka ajak bicara akan pergi.

…Kebanyakan dari mereka mengatakan kalau mereka belum pernah berbicara dengan seorang pria dengan benar, dan aku, satu – satunya pria yang pernah mereka ajak bicara akan pergi, jadi kukira ada semacam rasa khawatir dalam benak mereka.

Namun, ketika mereka menangis sekaligus, wajahku berkedut saat melihat pemandangan itu.


Aku pun masuk ke mobil ibuku dan tiba di rumah sekitar lima belas menit kemudian.


“Okay, kita sudah sampai. Okaa-san akan membuka kuncinya jadi tolong tunggu sebentar ya.”


“Un.”


Selagi menunggu ibuku, aku melihat-lihat rumahku. Hmm, sebenarnya baru empat hari aku tidak pulang ke rumah, tapi entah kenapa aku merasa sangat merindukannya.


Tapi besar juga rumah ini ya … memiliki tiga lantai dan ada tamannya pula. Tampak seperti mansion. Ngomong-ngomong, ibuku pernah bilang kalau dia itu direktur sebuah perusahaan … yah, aku tak punya ingatan tentang itu, mungkin karena aku tak tertarik sama sekali sebelumnya.


“Maaf membuatmu menunggu, sekarang kuncinya sudah dibuka.”


Terdengar suara kunci terbuka lalu ibu pun membuka pintu dan masuk kedalam. Aku mengikutinya di belakang dan tiba di ruang tamu.


“Kamu lapar, kan? Haruskah okaa-san mengambilkanmu sesuatu? Atau haruskah kita keluar untuk makan meskipun kita baru pulang?”


“Etto, kalau itu makanan sederhana, haruskah aku membuatnya?”


“Uu~e…”

Ketika aku memberi saran, ibu mengeluarkan suara lucu sambil menatapku.


“Etto, aku bisa membuat sebatas nasi goreng sederhana, dan aku juga cukup yakin dengan rasanya…”


Aku mengatakan itu dan menuju ke dapur. Mungkin ibu tak yakin dengan masakanku, karena aku tak pernah memasak sebelumnya, dan aku juga sering makan di luar …. tapi sekarang, aku mempunyai ingatan kehidupanku sebelumnya, dan aku bisa memasak sedikit. Itulah sebabnya aku mengusulkan ide ini...


“B-bukan begitu maksud okaa-san! Kamu tahu, kita tidak punya banyak bahan di kulkas ….. jadi untuk hari ini, kita pesan makanan di pesan-antar saja ya? Oke!?”


Saat aku mencoba membuka kulkas, aku mendengar suara yang sepertinya terburu-buru.


Begitu ya, jadi kami tak punya banyak bahan tersisa, tapi lebih baik aku memastikannya sekali lagi. Mungkin dengan bahan sisa itu, aku bisa membuat tumisan.


“Yah, mungkin aku bisa membuat sesuatu dari bahan itu, jadi aku akan lihat dulu.”


Lalu kubuka pintu kulkas besar itu.


“Ah!”


Aku mendengar suara ibuku yang gelisah. Dan apa yang ada di dalamnya muncul dimataku.

Yang muncul di mataku adalah bir dan makanan ringan dalam jumlah besar di lemari es. Dan saat aku membuka freezer,

ada secangkir edamame beku lagi.


Perlahan-lahan memalingkan wajahku ke arah ibu, dan disana ada seorang wanita dengan mata berkaca-kaca, menggelengkan kepalanya. Tapi matanya tenggelam dalam alkohol.

(Tl: maksudnya dia pecandu alkohol)


“Tidak, ini .. ini hanya kebetulan. Hanya hari ini minuman dikulkas penuh dengan alkohol. Aku tak terlalu suka alkohol, alkohol itu masuk tanpa kusadari. Tidak, aku bukan pecandu alkohol.”


Alasan aneh macam apa itu! Aku tahu dia berusaha keras untuk membuat alasan. Mungkinkah dia tak bisa melakukan pekerjaan rumah sama sekali?…


Ngomong-ngomong, hanya pembantu yang mengurus semua pekerjaan di rumah ini ….


Di dunia ini, jika seorang wanita tidak bisa melakukan pekerjaan rumah, biasanya pria tidak ingin menikahi wanita itu… tapi bagaimana ibu bisa mendapatkan ayahku?


Tanpa sengaja, mataku melihatnya seolah melihat wanita kantoran berusia empat puluhan yang mabuk di jalan. Tatapanku lebih ke tatapan kasihan. Dan ibuku setengah menangis karena tatapan itu.


“Apa boleh buat, kalo gitu pesan-antar aja.”


Ketika ibu mendengar kata-kata itu, ia berubah dari wajah yang setengah terisak menjadi senyuman dalam sekejap dan segera meninggalkan ruangan sambil mengatakan akan membawa menunya.


Sepertinya dia senang kalau aku tidak membencinya.


Tak lama, ia kembali dengan berbagai menu restoran di tangannya.


“Soba, pizza, sushi, masakan china, dan masih banyak lagi. Mana yang mau kamu makan? Semuanya juga tidak apa-apa kok”


“Aku tak bisa makan sebanyak itu.”


“yah kau benar~, aku sendiri merekomendasikan restoran soba ini. Soba itu memang lezat, tapi donburi juga lezat!”


“Kalau begitu, ayo pesan disana. Aku mau pesan satu set tendon dan mie soba hangat. "

[TN: Tendon itu Tempura Donburi. Yah buat wibu pasti taulah makanan ini,apalagi yang suka nonton shokugeki no souma wkwk]


“Dan aku, aku memesan satu set takikomi gohan dan zaru soba, kalau begitu aku akan menelpon mereka ya.”


Mengatakan begitu, ibu memesan melalui telepon.


“Aku ke kamarku dulu.”

Aku mengatakan itu kepada ibuku dan menuju kamarku.


Kamarku ada di lantai tiga.

Ketika aku membuka pintu dan melihat ke dalam, ya, itu kamar yang kukenal.

 …… Tetap saja, menurutku ini ruangan yang besar. Kupikir itu sekitar 14 atau 15 tikar tatami.


Aku pun memasuki kamar, pergi ke depan lemari dan membukanya.


Aku melihat berbagai macam pakaian di dalamnya, dan aku mendesah keras ketika melihat ada seragam SMP-ku di sana.


Bagian bawah seragam sekolah di dunia ini kebanyakan adalah rok, apapun jenis kelaminnya.


Kini setelah aku mempunyai ingatan kehidupan sebelumnya, aku merasa tidak nyaman memakainya. Namun, aneh kalau aku tiba-tiba mengeluh tentang sesuatu yang kukenakan tanpa perlawanan sampai sekarang, dan seragam ini juga budaya dari dunia ini. Oleh karena itu, tak ada pilihan bahkan jika aku merasa tak nyaman. Dan ada pepatah yang berbunyi, “Ketika di Roma, lakukan seperti yang dilakukan orang Romawi”.


... Kalau dipikir-pikir, ada beberapa poin bagus dari dunia ini, seperti tak peduli seberapa mencoloknya kau berpakaian seperti seorang wanita, orang tak akan memandangmu dengan tatapan aneh.


Tapi tetap saja.... aku tak punya hobi cross-dressing!

Blog yang dibuat karena kegabutan admin yang ingin membaca web novel berbahasa indonesia dan berujung menerjemahkan sendiri sendiri. Tolong asupan komennya ya