Chapter 86 - Class Reunion, starts
Yuri Mishima, gadis menyedihkan yang dikatakan bau dan
disemprot oleh Maegashira menggunakan semprotan deodorant saat bertemu
dengannya. Sekarang, dia berlutut, dan kedua tangannya di tanah. Dan di
sebelahnya, berdiri orang yang mendorongnya ke kondisi seperti itu, Maegashira…
Dan! Dia mengembalikan semprotan deodoran ke tasnya tanpa mengkhawatirkan
wanita itu sama sekali… Serius nih?!
Dia benar-benar mengabaikannya ... Sungguh pria yang
menakutkan!
Tapi, ya itu benar…! Aku yakin aku bisa membalikkan situasi ini!
Aku pergi ke sisi Mishima-san dan berjongkok hingga mata
kami berada di posisi yang sama. Dan berbicara padanya dengan lembut.
“Mishima-san…”
Menanggapi suaraku, Mishima perlahan mengangkat wajahnya.
Mantan teman sekelasku yang lain juga memperhatikan
tindakanku dalam diam. Mau tak mau aku menjadi gugup saat mendapat begitu
banyak perhatian. Tapi, kalau aku ragu-ragu, itu akan menarik lebih banyak
perhatian, jadi perlahan tapi pasti, aku berbicara dengannya, dengan suara
lembut untuk meyakinkannya.
“Tidak apa-apa, kamu tidak bau sama sekali.”
…… Kenapa aku tak bisa mengatakannya
dengan kata yang lebih baik… saat kupikir bisa mengatakan sesuatu yang lebih
baik dari itu, Mishima-san menjawabku.
“T-Tapi Maegashira-kun bilang aku bau ...”
“Mungkin itu karena Maegashira bersekolah di sekolah
laki-laki, mungkin dia sedikit rentan terhadap aroma perempuan.”
"… Benarkah? Aku, aku tidak bau? "
“Ya, benar…”
Setelah mengatakan itu, aku mendekatkan wajahku ke leher
Mishima-san.
“Kamu memakai parfum dengan aroma jeruk, kan? Aroma yang
sangat menyegarkan dan harum."
Wajah Mishima-san memerah mungkin karena aku mencium bau
badannya.
“Yah, ehm… itu… aku senang Hatano-kun menyukainya…”
Mishima bergumam dengan suara kecil dengan wajah memerah.
Itu reaksi yang sangat lucu.
Tapi, saat aku menikmati reaksi Mishima-san, 'Cih!', Aku
mendengar seseorang mendecakkan lidahnya. Orang yang melakukan itu, tentu saja,
Maegashira.
Dan selain itu, aku juga bisa mendengar suara lain, seperti
seseorang menggertakkan gigi. Jadi, kuperiksa sekelilingku, dan memastikan dari
mana suara itu berasal, sambil bertanya-tanya suara apa itu. Dan… itu berasal
dari tempat mantan teman sekelasku berkumpul.
Selain itu,… Mereka benar-benar menggertakkan gigi.
Meskipun suaranya pelan, tapi jadi suara yang keras saat bersama…
Sejujurnya, aku kagum dengan itu.
Dan bisa kudengar beberapa suara datang dari mereka.
“Uugghh…! Mishima, bodoh! Dasar riajuu!"
“Apa aku akan dapat hadiah seperti itu kalau masuk Kenran
?!”
“Saat ini, aku mungkin bisa memberikan kutukan karena
kecemburuan ini…”
Sepertinya Mishima-san mendengar keluhan dari mulut mantan
teman sekelas kami, jadi dia berdiri dengan tergesa-gesa, memperbaiki pakaiannya
yang berantakan, dan berbicara dengan senyum.
“Um…, semuanya sudah berkumpul, jadi kenapa kita tidak
masuk?”
“Ya, semua orang sepertinya menunggu.”
Aku juga mencoba mengatakan sesuatu untuk menenangkan
suasana yang mengganggu.
“Hmmp! Tolong bimbing aku secepatnya. "
Mendengarkan kata-kata Mishima-san, Maegashira menjawab
dengan marah.
Tapi kenapa dia marah…? Terlebih lagi, caranya berbicara
seperti 'tsundere'.
Apa pria ini bertujuan menjadi karakter yang 'imut'? Tolong
hentikan, tidak ada permintaan untuk itu ... Tunggu, mungkin ada permintaan di
sini? Hmm… sulit untuk mengatakannya dengan pasti… Yah, setidaknya Maegashira punya
sikap yang terus terang!
Sementara aku khawatir dengan karakter Maegashira, kami
akhirnya sampai di ruangannya.
Ruangan itu besar dan mewah. Meskipun itu ruangan yang
besar, hanya ada satu mesin karaoke… Yah, meskipun ada dua, kita hanya akan
menggunakan satu, atau akan membingungkan dua orang menyanyikan lagu yang
berbeda bersama-sama, jadi wajar saja, kurasa…
Namun, ada empat mikrofon, dan sepertinya mereka sedang
mempertimbangkan untuk bernyanyi bersama.
Dan saat kami masuk kedalam, aku duduk di tengah kursi.
Tentu saja, Maegashira duduk di sisi kananku.
Lalu, suasana yang mengganggu mengalir di antara gadis-gadis
itu, mereka berdebat siapa yang akan duduk di sebelah anak laki-laki.
Ruangan itu dipenuhi suasana yang berat dan pengap. Seperti death
game yang tiba-tiba dimulai, dan orang-orang yang berteman menjadi musuh, dan
pada akhirnya tidak ada yang tersisa…
Sederhananya, ini situasi yang berbahaya! ... Aneh ... Kupikir
ini reuni kelas yang damai ...
Saat para gadis menahan satu sama lain… tiba-tiba seorang
gadis duduk di sampingku.
”” ”” Saegusa ——– !!! "" ""
Teriakan para gadis menggema.
Aku senang ini ruangan karaoke. Tidak apa-apa menjadi
berisik.
Dan di tengah gejolak penuh keluhan yang dipancarkan gadis
lain, Minori-san, hanya memandangi mereka dengan wajah dingin. Seolah-olah dia
ingin mengatakan, ‘Aku istri resminya, apa?'.
“Apa yang terjadi pada semua orang? Ayo semuanya duduk.
"
Dengan senyuman di wajah Minori-san, dia berkata begitu.
Bisa dibilang dia punya 'kepribadian yang baik'.
Dan, gadis-gadis lain juga duduk ditempat duduk mereka
dengan tatapan menyesal. Ngomong-ngomong, di sebelah Maegashira duduk seorang gadis
yang bergerak cepat saat kursi disebelahku diambil.
Setidaknya, sekarang semua orang sudah duduk.
Kemudian, Mishima-san, yang merupakan ketua kelas kami di
SMP, memberikan salam pembukaan setelah semua orang memesan minuman dan
menerimanya.
“Terima kasih sudah datang ke reuni sementara kalian semua
sibuk, aku tak akan banyak bicara. Jadi, mari bersenang-senang hari ini!
Bersulang!"
Untuk kata-kata Mishima-san, semuanya juga mengatakan, 'Bersulang!'
Dan, reuni kelas dimulai dengan suara gelas yang saling
bertabrakan.
Tapi kemudian, seseorang tiba-tiba berkata ...
“Baiklah, ayo segera ganti tempat duduk!”
Oi, ini belum genap satu menit!
Saat aku melihat ke sampingku, ada seorang gadis berwajah kaget…