Chapter 56 - When I was drunk
Cahaya menerpa wajahku.
“…. Ugh, sangat menyilaukan.”
Aku terbangun karena itu.
Ya, rupanya, pagi telah tiba.
Aku bisa mendengar kicauan burung pipit di kepalaku.
Tampaknya tirai tidak ditutup, dan sinar matahari pagi menerangi
ruangan dengan cerah.
Dengan otakku yang belum bekerja dengan baik, kupikir ini
yang mereka sebut 'Asa-chun'?…. Tapi, tidak ada wanita telanjang di sampingku
di tempat tidur ...
[TN: 'Asa-chun', Atau jika diterjemahkan akan menjadi
'Morning -Chirp'. Ini kata yang paling sering terlihat di anime, manga, novel
ringan, ketika penulis ingin menghilangkan adegan 'R-18', karena penulis tak
ingin atau tak tahu bagaimana menuliskannya.]
Ketika melihat jam tanganku sambil menggosok mata yang
mengantuk, itu jauh melebihi dari waktuku selalu bangun untuk jogging.
Sebaliknya, aku akan terlambat ke sekolah…
Ketika menyadarinya, mataku yang mengantuk menjadi jernih.
“F ** k…!”
Aku melompat dari tempat tidur dan bergegas bersiap-siap
....... Tapi, saat aku mencoba memikirkan situasi ini, aku berhenti bergerak.
… Bagaimanapun, aku terlambat… baiklah, aku akan
mempersiapkan secara perlahan.
Ya, aku menyadari kalau sudah dipastikan aku akan terlambat.
“Hmm, aku tidur nyenyak kemarin ー.”
Aku bergumam sambil melakukan peregangan.
…. Tapi anehnya, Maria harusnya membangunkanku jika aku
ketiduran… Yah, dia juga manusia.
Lalu, ketika aku melihat smartphoneku, aku menemukan
alasannya…. hari ini itu libur.
'Oh, itu sebabnya', Ketika aku berdiri dan membuka jendela
sambil berpikir begitu, aku meregangkan tubuh lagi, dan akhirnya menyadarinya.
“Kenapa aku berseragam…?”
Entah bagaimana, aku tidur dengan seragamku.
Selain itu, aku harusnya selalu menutup tirai ketika pergi
tidur, tapi untuk beberapa alasan aku tidur sambil membiarkannya terbuka.
'Hmm ...', aku mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin.
―――― dan aku berlutut.
Astaga…!! Setidaknya cukupkan jadi ciuman! Menjilat wajah
seseorang terlalu gila!
Aku merasa hancur ketika mengingat apa yang kulakukan pada
Minori-san kemarin.
….. Itu menyenangkan membelai lembut wajahnya yang terluka
!! tapi..
Yah, aku tak berniat menjual bibirku dengan harga murah,
tapi! Aku bisa saja mencium Minori-san, yang bekerja keras saat itu, sebagai
hadiah atas kemenangannya ........ Tetap saja! Meskipun itu! Kenapa aku menjilat
wajahnya?
….. Apa karena aku meminum secangkir jus beras lagi saat
kemenangan Minori diputuskan? Tapi, itu hanya sekitar tiga cangkir…
Hmmm, ketika aku mabuk di kehidupanku sebelumnya, aku tak pernah
melakukan hal seperti ini… Tidak, tunggu, ini jus jadi aku tak bisa mabuk,
bukan?
Yah, mau bagaimana lagi aku sudah melakukannya. Sejauh yang kuingat,
reaksi Minori tak seburuk itu, jadi tidak apa-apa ……. Seharusnya tidak apa-apa,
kan?
Namun, meskipun aku minum cukup banyak, aku tak muntah.
Tampaknya tubuh ini memiliki fungsi hati yang baik. Kalau begitu, aku sangat
senang.
Lalu, aku mengganti pakaianku dan pergi ke ruang tamu.
“Maria, selamat pagi”
Aku menyapa Maria, yang sedang mencuci di dapur.
Pada saat itu, Gashan!, Maria menjatuhkan piring yang dia
cuci.
"Apa kau baik-baik saja?!"
“Ya… tidak apa-apa. Itu tidak pecah. Pokoknya, Selamat
pagi, Kohaku-sama…”
“Y-ya.”
…. Ada yang salah dengan Maria. Dia biasanya bergerak dengan
tajam dan bekerja dalam suasana yang tenang dan sejuk, tapi sekarang aku merasa
dia entah bagaimana takut atau gelisah.
“Hmmm, ada apa?”
Aku mengajukan pertanyaan aneh kepada Maria.
Maria, yang sedikit memerah, bertanya kembali padaku.
“Ko-Kohaku-sama, apa kau tidak ingat apa yang terjadi
kemarin…?”
"….Kemarin?"
Aku mencoba mengingat apa yang terjadi ketika pulang
kemarin.
―――― dan aku berlutut lagi.
“Kemarin, Kohaku-sama, k-kamu … .. aku…”
“Kau tak perlu mengatakannya, aku ingat itu.”
"Kamu mulai mengusap pantatku."
"Sudah kubilang jangan mengatakannya!"
Benar sekali, saat aku kembali dari sekolah kemarin dalam
suasana hati yang baik, aku disambut oleh Maria seperti biasa.
Biasanya, aku hanya akan mengatakan ‘Aku pulang’ dan ke
kamar dengan tasku, tapi kemarin, karena aku merasa sangat baik! Aku ingin
berterima kasih kepada Maria karena menyambutku di pintu depan ketika dia tahu aku
kembali.
Jadi, aku memeluk Maria untuk menunjukkan rasa terima kasihku.
Secara alami, Maria yang tiba-tiba dipeluk, dia tercengang
di tempat.
Ketika aku menyadari kalau Maria tidak menolaknya, mungkin
karena dia terpana dengan tindakanku yang tiba-tiba, aku perlahan-lahan
menurunkan tanganku di punggungnya dan mengusap pantatnya.
Maria mengguncang tubuhnya tapi tidak mengatakan apa-apa.
Melihat dia tidak mengatakan apa-apa, aku terus melakukannya selama beberapa
menit.
Dan setelah beberapa menit menikmati pantat Maria, aku melepaskan
Maria dan menuju ke kamarku untuk tidur.
… Tapi sekarang! Izinkan aku mengatakannya tentang apa yang kulakukan!
Itu bukanlah tindakan syukur!! Itu cuma pelecehan seksual!!!
“…”
Aku tak tahu harus berkata apa sekarang ... haruskah aku
meminta maaf?
Ketika aku bertanya-tanya apa yang harus dilakukan, Maria
membuka mulutnya…
“ya-yah … Hmm… bagaimana itu?”
"Bagaimana itu? ...Apa yang kau maksud dengan
itu?"
“P-pantatku… maksudku, berdasarkan apa yang aku dulu ,,,
Pasti keras… kan?”
Apa!? Apa dia baru saja menanyakan kesanku?
Ketika melihat Maria, aku merasa dia mengharapkannya…. Apa aku
benar-benar perlu mengatakannya?
… Sebuah 'permainan memalukan' (penghinaan erotis) dari
pagi, ya ... betapa sulitnya yang dia tanyakan kepadaku.
Namun, karena aku yang membahasnya, aku harus menjadi orang
yang mengakhiri ini.
"Ba.."
"Ba?"
"Bagus! Kupikir… itu sempurna.”
Ketika Maria mendengar kesanku, wajah Maria langsung memerah
dan menunduk.
…… Oh, reaksinya sangat lucu, tapi bukankah kau yang
memintanya?!
Namun, jus beras… aaahh, f ** k. Maksudku arak beras, ya,
saat aku minum minuman keras dan aku mabuk, sepertinya aku mungkin melakukan
pelecehan seksual terhadap orang lain…. Aku harus berhati-hati.
“Hmm? Ah, Kohaku-kun, selamat pagi. Kamu bangun terlambat
hari ini.”
Ketika Maria dan aku bertukar pikiran, ibuku muncul.
"Ya. Aku ketiduran sedikit…”
“Hmm? Apa yang terjadi? Apa kamu baik-baik saja?"
Anehnya ibuku bertanya ketika aku tiba-tiba berhenti bicara.
“Tidak ada, akhirnya aku bisa mengklarifikasi tentang apa
yang ingin kuketahui…”
“Hmm? Apa? Apa itu?"
“Kalau aku benar-benar putramu.”
Ketika ibuku mendengar kata-kataku, dia memiringkan
kepalanya sedikit,
Pokoknya, akhirnya aku mengerti….
….. Kalau caramu bertindak ketika mabuk adalah sesuatu yang turun-temurun…