Chapter 30 - Shino Toukain
Shino Toukain memikirkan orang-orang yang bersamanya di dalam mobil.Salah satunya adalah Yuzuka Seikagu, yang
tumbuh bersamanya sejak kecil, dan masih berteman baik hingga sekarang. Tentu
saja, gadis itu selalu naik mobil yang sama dengannya saat pergi ke sekolah maupun
pulang dari sekolah.
Namun, hari ini bukan hanya Yuzuka, tapi juga ada
orang lain.
Saat Shino mengingat orang itu, wajahnya
secara alami tersenyum.
Orang yang dia antar sebelumnya… itu laki-laki.
Shino tak pernah berpikir kalau dia akan
pulang dengan seorang laki-laki.
Shino jarang berbicara dengan anak laki-laki,
tapi saat menyangkut anak laki-laki yang Shino kenal, mereka selalu sombong.
Tentu saat ia berbicara dengan mereka, mereka akan menjawab, tapi wajah mereka
terlihat sangat kesal.
Mungkin bukan karena mereka tertarik pada
Shino Toukain sendiri, tapi karena fakta ia berasal dari keluarga Toukain.
Tentu saja, Shino senang mereka membalasnya
tak peduli sikap apa yang ditunjukkan. Dia bersyukur mereka menjawabnya.
Namun, anak laki-laki yang baru ia temui di
sekolah, Kohaku Hatano, sangat berbeda dari yang pernah ditemui Shino.
Dia menyapanya kembali, sambil tidak bersikap
sombong atau terlihat tidak senang. Dia memperlakukannya secara normal seperti
gadis biasa, dan di atas segalanya, dia tersenyum.
Shino baru bertemu dengannya belum lama ini,
tapi dengan waktu sesingkat itu, kesan laki-laki yang dia tahu sampai sekarang
berubah.
Shino secara alami berpikir kalau dia ingin
lebih banyak berbicara dengannya, dan dia juga ingin anak itu lebih banyak
tersenyum padanya.
Shino mengalihkan pandangannya ke tempat Kohaku
duduk dan teringat sikapnya saat berada di dalam mobil.
Dia terkejut dengan kelembutan kursi, terkesan
karena hampir tak merasakan getaran mobil, dan dia juga menunjukkan berbagai
ekspresi. Namun kebahagiaan yang Shino rasakan hanya bersifat sementara.
Ketika dia memikirkan tentang itu, mobil
berhenti dan pintu terbuka. Rupanya dia sudah sampai.
Sopir membuka pintu dan Shino keluar dari
mobil.
"Terima kasih."
“Tidak masalah, kalau begitu aku akan
memasukkan mobil ke dalam garasi.”
"Baik"
Setelah Shino berterima kasih kepada supirnya,
dia memasuki mansion.
Melewati pintu masuk dan memasuki aula,
seorang pelayan yang sedang bekerja menyambutnya, dan Shino menjawab. Lalu dia
menuju ke kamarnya.
Sesampai di kamarnya, dia langsung melompat ke
tempat tidur. Tempat tidur empuk dengan lembut menerima tubuh Shino.
Shino yang melompat seperti sebelumnya, mulai
berguling-guling di tempat tidur.
“Fu ~… Aku senang masuk ke Kenran High School, tak pernah berpikir kalau aku
akan bertemu dengan pria yang baik. Ini seperti mimpi ~ ”
Shino dulu berpikir kalau anak laki-laki baik
yang muncul di film, drama, dan novel hanya ada dalam fiksi, dan kalau mereka
benar-benar ada di dunia nyata, ia ingin memiliki laki-laki itu untuk dirinya
sendiri….
Namun, pada kenyataannya, dia tak pernah
bertemu dengan pria seperti itu. Anak laki-laki terkenal dibesarkan dengan
hati-hati di rumah, membuat mereka egois. Anak laki-laki yang ditemui Shino
juga egois dan tidak ramah.
“Bisakah aku berbicara lagi dengannya besok?”
Shino baru saja kembali, tapi dia sudah
memikirkan hari esok. Dia tak pernah begitu bersemangat tentang sekolah.
“Nona, bolehkah aku masuk?”
Saat Shino memikirkan itu, pintu diketuk dan
suara pelayan datang dari luar.
“Ya, masuk.”
Saat pelayan itu mendengar suara Shino, dia
masuk.
"Kau belum mengganti pakaianmu."
“Ah, benar.”
Seperti yang diharapkan, Shino tak dapat
mengatakan kalau ia berguling-guling di tempat tidur sambil tetap mengenakan
seragam…
“Baiklah… Jadi, ada apa?”
Shino mengganti topik agar maid tidak membahas
masalah itu lagi.
“Master memanggilmu."
Saat Shino mendengar kata itu, dia langsung
gugup.
Master… itu adalah kakek Shino, seorang pria
baik dalam sejarah panjang Toukain yang mengambil alih keluarga. Dia juga orang
yang terus meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Kakeknya sudah memberikan
tongkat estafet kepada ibu Shino, tapi tetap dia orang yang paling berkuasa.
“… Apa kakek mengatakan sesuatu tentang hal
yang ingin ia katakan kepadaku?”
"Tidak, aku baru saja disuruh memanggil,
Nona."
“Aku mengerti. Aku akan segera pergi. Jadi aku
hanya perlu ke ruangan kakek kan? "
"Iya"
Dan pelayan itu juga menambahkan, 'Tolong'.
Sambil menghela nafas, Shino berganti pakaian
dan menuju ke ruangan kakeknya.
Sebenarnya, kakek Shino menceritakan satu
masalah sulit padanya sebelum ia masuk SMA, jadi mungkin… ..
Shino berjalan di koridor dengan sedikit ragu.
Ketika Shino tiba di ruangan kakeknya, ada pintu
kayu berat di depannya. Dan saat ia melihat pintu itu, Shino jadi lebih gugup.
‘Yosh!', Setelah Shino menghibur dirinya
dengan kata itu, ia mengetuk pintu. Dia mendengar suara dari dalam, jadi ia mendapat
izin untuk masuk ke ruangan.
“Masuk"
"Permisi"
Ketika Shino membuka pintu dan melihat ke
dalam ruangan, kakeknya sedang membaca buku sendiri.
"Kakek, apa kau memanggilku?"
“Ya, tapi jangan khawatir, ini bukan sesuatu
yang sulit, dan akan segera berakhir.”
“… Apa ini hal yang kudengar tempo hari?”
“Ini berbeda, dan masalah itu memiliki tenggat
waktu, jadi aku tak akan membicarakannya sampai tenggat waktu itu.”
Ketika Shino mendengarnya, dia tak tahu apa
yang akan dikatakan kakeknya, jadi dia bertanya ada apa dengan wajah bingung.
“Lalu, masalah apa yang ingin kakek
bicarakan?”
“Yah, sebentar lagi, akan ada pesta untuk
perusahaan Toukain, kau tahu kan? Bergabunglah dengan pestanya juga. ”
“Pesta lain? Aku mengerti."
Shino berpikir kalau ini bukan pertama kalinya
ia menghadiri pesta, jadi tak seharusnya kakek memanggil dan berbicara
dengannya secara pribadi. Tapi kemudian, dia terkejut dengan kata-kata
kakeknya.
“Dan, bawa pasangan ke pesta.”
"……Apa? Pasangan?"
“Ya, itu saja.”
"Tunggu! Pasangan itu pasti laki-laki,
kan?”
“Jelas, aku mendengar kalau ada banyak
laki-laki di Kenran High School. Kau hanya perlu membawa satu orang. ”
“T-tapi!”
“Bukankah ini lebih mudah daripada yang lain?”
Sementara masih tercengang, Shino keluar dari ruangan
ketika mendengar kalau ia bisa kembali ke kamarnya.
Setelah Shino keluar dari ruangan dan
memikirkan siapa yang akan dia undang, hanya satu orang yang muncul di
benaknya…