Chapter 24 - Going to school (High School)
Setelah itu upacara masuk diadakan, meski
sedikit berisik, tapi acaranya berjalan dan berakhir dengan sukses.
Aku senang tak ada masalah yang terjadi.
Saat aku masuk, orang selain Maria juga
mengambil foto, tapi kurasa masih bisa diterima.
Sekarang, aku memikirkan hari ini sambil
menunggu kereta di peron stasiun.
Hari ini adalah orientasi yang akan diadakan
sepanjang hari.
Pada periode pertama, siswa perlu
memperkenalkan diri di ruang kelas, dan setelah itu, kita akan dipandu
berkeliling gedung sekolah, berkeliling di setiap fasilitas, kemudian mereka
akan memperkenalkan klub ekstrakurikuler.
…… klub, huh? Haruskah aku bergabung?
Lagipula, dalam kehidupan SMA, kegiatan klub itu sesuatu yang tak bisa dibuang
begitu saja.
Di masa laluku, aku bergabung dengan klub
bisbol. Klubnya cukup kuat, bahkan masuk 16 besar di turnamen prefektur.
Tapi, di dunia ini, populasi laki-laki kecil,
dan laki-laki sendiri tidak secara aktif mengabdikan diri pada olahraga, jadi
hampir tak ada kompetisi tim untuk pria. Jika itu olahraga individu, kompetisinya
ada, jadi lebih baik aku memikirkannya dulu.
Ketika aku berpikir tentang apa yang harus
dilakukan, kereta datang.
Ini kereta pagi, jadi tentu saja ramai, itulah
kenapa aku naik gerbong khusus pria.
Aku berangkat lebih awal, jadi hanya ada
beberapa orang di dalamnya.
Jika aku menunggu, kuyakin akan ada banyak
orang didalamnya.
Kereta jalur ini juga digunakan oleh siswa Seimei
Boys ’School, jadi kuyakin keretanya akan penuh dengan siswa dari sana.
Nah, untuk saat ini nyaman dan menyenangkan.
Ketika aku mengalihkan pandanganku ke gerbong
biasa, aku bisa melihat orang-orang sedang berdesakan.
Itu seperti kereta jalur Yamanote di pagi
hari. Keadaan di mana orang akan dimasukkan ke dalam sampai tidak ada ruang
tersisa.
[TN:
Jalur Yamanote adalah salah satu jalur paling ramai di Tokyo, terutama di jam
sibuk]
Melihatnya dari gerbong khusus pria yang
nyaman, aku merasa kasihan pada mereka, tapi aku juga merasa senang karena aku
tak harus berada di dalamnya.
Aku senang terlahir sebagai seorang pria.
Ketika aku diliputi emosi, kereta tiba di
stasiun berikutnya dan pintu terbuka, kemudian beberapa siswa berseragam Seimei
naik ke kereta.
Mereka berjalan dengan anggun dalam seragam
Seimei… .. itu adalah seragam sailor hitam.
Setelan sailor hitam untuk pria, ya…. Tentu, ini terlihat tak terlalu buruk.
Karena awalnya itu seragam militer, jadi tak
terlalu aneh, ya? Tapi, tunggu dulu, bagian bawahnya itu rok.
Saat aku memikirkan itu, mereka melihat kesini
seolah-olah mereka menyadari keberadaanku.
Ketika aku bertanya-tanya, aku mendengar
percakapan mereka.
“Aku ingin tahu apa dia itu murid Kenran High
School ……”
“Bukankah sekolah itu menggunakan uang untuk
membeli siswa laki-laki?”
“Oh, aku pernah mendengar cerita itu dari
seorang siswa disana. Singkatnya, ‘Aku akan memberimu uang, jadi datanglah ke
Kenran.', Sesuatu seperti itu. "
"Apa itu!? Bukankah ini yang terburuk !?”
“Oh, saat mendengar cerita itu, aku cuma bisa
berkata, ‘kamu bercanda kan !?’”
“Ya, itu reaksi normal.”
Ketika mereka berbicara tentang hal itu,
mereka tiba-tiba menatapku dengan mata mencemooh.
“Lalu, apakah dia menjual dirinya untuk
mendapatkan uang… ..”
"Oh, dia hanya aib bagi laki-laki."
“Bukankah memalukan untuk menjual diri sendiri
demi uang?”
"Siapa tahu? Tapi aku sebagai pria, aku
akan malu… .. ”
…Aku bisa mendengar suaranya dengan sangat
jelas, mungkin karena bagian dalam gerbong sebagian kosong.
Tidak bisakah mereka bergosip seperti itu
dengan suara rendah?
Maksudku, mereka hanya berbicara sesuka
mereka!
Soalnya, aku tak memilih Kenran High School
hanya karena bisa mendapatkan uang! Ada berbagai fasilitas dan kesempatan yang
baik untuk lanjut ke universitas! Itulah kenapa aku memilihnya.
…… Tentu, aku mendapatkan uangnya, tapi aku
mendapatkannya setelah mencoba meminta sebanyak itu, dan tidak berharap mereka
setuju.
…… Itu bukan kebohongan, tahu?
Tapi, sekarang aku tahu ... Mungkin itu hanya
persepsi siswa Seimei tentang Kenran ...
Tetap saja, bukankah mereka terlalu jauh? Pembicaraannya tentang menjual atau tidak
menjual diri sendiri… Aku ingin tahu apa yang ada didalam pikiran mereka.
Mungkin, seperti berkencan menggunakan uang?
Sesuatu seperti, 'jika kau memberiku uang sebanyak ini, aku akan pergi'… ..
apakah seperti itu?… Dan, jika aku membandingkannya dengan diriku sendiri…
…Hmm? Itu tak sepenuhnya salah! Hmmm?
Ketika aku menuruti pikiranku sendiri, aku
tiba di stasiun tempatku harus turun.
Baik! Lupakan saja! Mulai hari ini, aku akan
menghabiskan waktuku di lingkungan baru. Jika terus berpegang pada masa lalu, aku
hanya akan kehilangan sebagian besar hidupku.
Jadi, aku menyegarkan pikiran dan turun dari
kereta.
Bukannya aku sama sekali tak masalah dengan
itu, tapi ..… ..
Saat turun dari kereta, aku bisa melihat
banyak siswa Kenran. Mungkin dari kereta yang sama, pasti sulit bagi mereka
untuk pergi ke sekolah sambil dijejali kerumunan seperti itu.
Dalam perjalanan dari stasiun ke sekolah, aku
menarik perhatian siswa di sekitarku. Tentu saja, mereka tidak berbaris di
belakangku seperti saat upacara masuk. Jadi, aku sangat lega. Jika terjadi
setiap saat, itu akan membuatku tak ingin pergi ke sekolah.
…… Ngomong-ngomong, peraturan sekolah sudah
tertulis di buku pegangan siswa. Dan tertulis di dalamnya, bahwa dilarang mengganggu
laki-laki. Mungkin, kejadian berkat itu. Bagaimanapun, aku sedikit lega.
Saat aku sampai di kelas, hanya ada dua anak
perempuan di dalam, mungkin karena masih terlalu pagi.
Namun, keduanya aneh.
Salah satunya memegangi kepala dan mengerang.
Yang lain hanya memalingkan wajahnya sambil merasa malu.
Ketika aku memikirkan apa yang terjadi, aku
memutuskan untuk memberikan salam pagi.
"Selamat pagi."
Saat aku mengatakan itu, orang yang sedang
mengerang, tiba-tiba mengangkat kepalanya dengan penuh semangat dan menatapku.
Dia gadis cantik bermata besar. Dan gadis berambut
coklat sebahu, mengarahkan matanya ke sini seolah-olah sudah menerima berkah.
……Ada apa? Apa yang bisa kulakukan untukmu?