Chapter 89 - Class Reunion 2
Seorang gadis yang berbeda bernyanyi setelah Mishima-san ...
“Fuhe, fuhehe, fuhehehehe ……”
Mishima-san, yang sedang duduk di pangkuanku, tertawa dengan
menakutkan, jadi aku lebih peduli tentang ini daripada gadis yang sedang
bernyanyi sekarang ...
Aku tak bisa melihat wajahnya karena dia duduk di pangkuanku,
tapi bisa kubayangkan dengan mudah kalau dia tersenyum lebar. Kalau dia merasa
sangat bahagia hanya dengan duduk di pangkuanku, mungkin hadiahnya tidak
seburuk itu. Tapi, aku menyadari kalau duduk di pangkuan seseorang yang bukan
kekasihmu, adalah hal yang sulit dilakukan di kehidupan ini dan sebelumnya.
Aku ingin Mishima-san mengucapkan terima kasih.
Maegashira, yang sedang duduk di sampingku, sedang menatap
Mishima-san dengan tatapan tidak menyenangkan.
Ada pepatah mengatakan kalau mata berbicara sebanyak mulut,
tapi bisa dikatakan kalau mata Maegashira sekarang dengan sempurna
mewujudkannya.
Gadis yang duduk di sebelah Maegashira berusaha keras untuk
memperhatikannya.
"Aku ingin makan kentang."
Ups, Maegashira ingin kentang, apa yang akan kau lakukan
sekarang…
Kurita-san, gadis yang duduk di sebelah Maegashira,
mendengar kata-kata itu, mengambil kentang dan membawanya ke depan mulut
Maegashira.
Saat kentang dibawa kedepan mulutnya, Maegashira membukanya dan
menunggu kentang dimasukkan.
…… Itu yang mereka sebut, 'Aaa ー'.
Pria ini, dia mengatakan kalau dia tidak tertarik pada
perempuan, tapi dia melakukan sesuatu seperti yang dilakukan seorang normie…!
“Enak?”
“Biasa saja ー”
“Tentu, benar! Kentang di tempat seperti ini mana mungkin
enak! Biasa saja, bukan?”
“Aku ingin minum cola.”
“Um… Ini dia.”
Kurita-san mengatur posisi sedotan dan mendekatkannya ke
mulut Maeashira agar mudah dihisap.
Meskipun jumlah percakapan rendah, Kurita-san dengan senang
hati mengurus Maegashira.
Ada sesuatu yang menakutkan dibalik semua yang kulihat
sekarang. Kalau kubandingkan dengan standar kehidupanku sebelumnya, ini seperti
seorang gadis meminta kepada pria sesuatu yang egois, dan dia mendengarkan
keegoisan gadis itu sambil mengatakan mau bagaimana lagi... tapi pada akhirnya,
pria itu akan dibuang.
Kurasa dunia ini dan duniaku sebelumnya membusuk di beberapa
bagian…
Saat aku melihat ke dua orang di sebelahku, suara bip terdengar
dari seluruh ruangan.
“Eh, apa ini ?!”
Aku membuat suara tanpa sadar.
Itu lebih seperti suara yang keras, daripada banyak suara
yang saling tumpang tindih.
“Ah, tidak apa-apa, Hatano-kun. Itu hanya alarm."
Melihatku terkejut, salah satu gadis memberitahuku.
"Alarm? Alarm apa?”
“Eh? Ini alarm yang memberi tahumu kalau satu menit sudah
berlalu. "
Gadis yang mencondongkan lehernya, menatapku dengan wajah
aneh.
Sepertinya gadis itu ingin berkata, 'Ada apa denganmu?'
Tapi satu menit? Apa
itu?
Pertanyaan yang ada dalam pikiranku dengan cepat terjawab.
“Mishima, ini hanya satu menit, jadi tolong pergi dari sana
sekarang.”
“Ya, ya, itu benar.”
“Aku juga ingin duduk di sana…”
Oh, itu satu menit. Maksudku, apakah semua orang benar-benar
mengukur waktu…? Serius nih?
Sepertinya mereka semua ingin mengatakan, 'Aku tak akan
membiarkan satu orang pun bahagia di sini!'. Kalau aku berkomentar di sini,
sepertinya pertarungan yang buruk akan terjadi ...
Mishima-san, turun dari atas pangkuanku dengan wajah
menyeringai, dan duduk di sampingku, yang merupakan tempat duduknya.
“Fuhehehehehehe…”
Mishima-san turun dari pangkuanku, tapi dia sepertinya masih
senang.
“Sungguh wajah yang bahagia…”
“Maksudku tentu sajaー, duduk di atas pangkuan anak
laki-laki itu peristiwa yang hanya terjadi di dunia manga ー.”
“... itu peristiwa yang mustahil.”
“Sialan, Mishima, karena dia satu kelas, bahkan mungkin
saat di sekolah ……”
Sepertinya mereka iri pada Mishima-san.
“Kamu juga satu sekolah, kan?”
Ups, Saegusa-san sudah berpartisipasi dalam perang.
Saegusa-san juga satu kelas. Kalau aku tak bisa menangani ini, itu akan menjadi
bencana! Tapi, ngomong-ngomong, gadis itu, dia juga satu sekolah, aku lupa
karena aku belum pernah bertemu dengannya.
“Seperti yang dikatakan Saegusa, karena kamu berada di
sekolah yang sama, setidaknya kamu bertemu dengannya di sana, kan? Aku bahkan
tidak bisa melihatnya karena aku di sekolah lain…”
“Aha! Ahaha! "
“A-Ada… ada apa?”
“Aku juga berpikir kalau aku bersekolah di sekolah yang sama,
setidaknya aku punya kesamaan dengannya!”
“Benar, menurutku juga begitu…”
“Tapi, bukan itu masalahnya! Maksudku, gedung sekolah
berbeda meskipun kita satu angkatan! Aku bahkan tak bisa menemuinya saat
istirahat!"
“Gedung sekolah berbeda…?”
Gadis-gadis itu menoleh ke Saegusa-san meminta penjelasan.
“Ah, benar. Sekolah kami besar, jadi tergantung kelasnya,
gedung sekolah itu sendiri mungkin berbeda.”
“Entah bagaimana, kedengarannya luar biasa…”
"Aku mendengar desas-desus kalau anak laki-laki tampan
ada di kelas-1, bahkan diriku tak bisa ‘menyembah’ mereka! Tapi, masih bisa kutahan
karena aku tak tahu apa-apa tentang mereka, aku bahkan bisa menyerah kalau aku
berada di sekolah yang berbeda, tapi, tapi! Karena aku tahu itu di wilayah yang
sama dan Hatano-kun ada di sana ... Aku kekurangan! ... Kekurangan Hatano!“
Tolong jangan buat penyakit berdasarkan diriku...
“Tunggu aku Saegusa, aku akan mendapat kursi di tes
perubahan kelas berikutnya!”
“Ara ara, berani sekali ya. Tapi siswa kelas-1 tak akan
pernah melepaskan lingkungan mereka saat ini dengan mudah."
Mereka punya senyum tak kenal takut satu sama lain.
Ngomong-ngomong, ada tes perubahan kelas, tapi karena ini
masih di masa depan, aku benar-benar melupakannya.
“Hatano-kun, bagaimana? !!”
Saat aku memikirkan tentang tes, aku tiba-tiba dipanggil
menggunakan mikrofon.
Sepertinya gadis yang menyanyi di atas panggung sudah
selesai.
"Hah?"
“Yah… laguku! Apakah itu menyentuh hatimu? Aku cukup yakin
akan hal itu."
Rupanya, gadis itu juga membidik pangkuanku dan dia
menanyakannya dengan mikrofon ...
Tapi, yah, ya… apa yang harus kukatakan?
"Maaf aku tak mendengarkannya ..."
“Tidak ——– !!!“
Ah, teriakan yang bagus.