Chapter 27 - School Cafeteria
Setelah perkenalan diri yang mengejutkan itu,
kami semua mengunjungi fasilitas sekolah, dan sekarang waktunya makan siang. Ini
bagian dari orientasi, jadi agak lebih awal untuk waktu makan siang tapi di
kantin, hanya ada siswa di kelas kami. Mungkin setiap kelas akan datang pada
waktu yang berbeda.
Kantin di sini menggunakan sistem tiket. Ada
beberapa toko di lantai yang luas, dan mesin penjual tiket ditempatkan di dekat
mereka. Kau bisa membeli tiket makan, mendapatkan makanan dari toko, dan makan
di kursi yang tersedia. Seperti food court di shopping mall.
Namun, ada begitu banyak toko hingga kau tak
akan mengira itu kafetaria sekolah. Disini juga terdapat berbagai macam menu,
dari hidangan biasa sampai hidangan kelas atas.
Harga yang dipatok relatif rendah, mungkin
karena mahalnya biaya sekolah membuat mereka tak memeras terlalu banyak uang di
tempat-tempat tersebut.
Aku sudah berkeliling sekolah sejauh ini dan
punya satu pemikiran
Ini tentang Maizumi-san. Aku mengamatinya
sedikit karena dia agak unik….
Tapi, bukankah orang itu membuat kepribadian
palsu?….
…… itulah yang kusadari.
Maksudku, setiap kali dia melihat fasilitas sekolah,
aku mendengar dia bergumam dengan suara rendah seperti 'wow' atau 'keren'.
Kalau dipikir-pikir, perusahaan yang
dijalankan ayahnya tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, tapi sampai saat itu
tak ada yang pernah mendengar namanya. Aku pernah melihat direktur di majalah
atau semacamnya, tapi dari yang kuingat, dia menjalani kehidupan normal saampai
baru-baru ini.
Tidak baik mengatakannya seperti ini, tapi
keluarga mereka itu 'orang kaya baru’. Sulit dipercaya kalau anak dari rumah
seperti itu ‘ojou-sama’ sejak lahir,
jadi lebih tepat mengatakan kalau dia membuat kepribadian palsu.
Dan ketika aku melihatnya, dia membuka mulutnya sambil melihat sampel makanan dari set steak daging sapi fillet.
Ketika kupikir dia akan melihat sampel
sebentar, tiba-tiba aku terkejut dengan suaranya.
“Ternyata ada beberapa makanan yang cocok
dengan seleraku. OH-HOHO… .. “
Dia berkata begitu pada dirinya sendiri. Kemudian,
membeli tiket makan di mesin penjual tiket, dan pergi ke konter toko untuk
meminta makanan.
…… Gerakannya sangat halus.
Ngomong-ngomong, makan siang hari ini gratis
karena itu bagian dari orientasi.
Setelah itu, saat menerima makanan, dia pergi
ke meja kosong dengan wajah bahagia.
Bangsawan sejati, Shino-san dan Yuzuka-san
sepertinya tidak tahu apa itu tiket makan, jadi mereka diberitahu oleh
orang-orang di sekitar mereka. Setelah itu, mereka diperingatkan karena mereka
pergi ke meja sebelum menerima makanan.
Lihat, Perbedaan sebanyak ini!
(Tl: diam kau mc, tipe kek serina itu yang
lebih imut)
“Apa ada yang salah?"
Ketika melihat perilaku kontras mereka, aku
dipanggil.
Saat menoleh, ada gadis kecil disitu.
“Hei ~”
Dia
menggunakan punggung kecilnya untuk menatapku ……. Sungguh, Dia agresif.
……Tapi! Aku tak membencinya!
Maksudku, dia sangat imut…
“Hmm, hei ~”
Katanya dengan suara yang sedikit bergetar,
mungkin mengkhawatirkanku yang tak akan membalasnya.
"Oh maaf. Aku bertanya-tanya apa yang
harus dimakan. ”
Begitu aku menjawab, dia tersenyum.
“Miu mengira Miu mengatakan sesuatu yang
membuatmu kesal, tapi syukurlah…”
[TN:
dia tipe yang menyebut namanya sendiri alih-alih 'aku']
…… Dia bersikap agresif. Namun, sikapnya bagus
untukku juga, aku perlu mempelajarinya.
Perilaku seperti ini mungkin diterima dengan
baik oleh wanita di dunia ini.
“Hmm ~, Jika kau tak masalah, kenapa tak makan
bersama dengan Miu?”
“Oh, itu ide bagus. Ayo makan bersama.”
“Apa… apakah itu tidak apa-apa !? Hore!”
Yachigusa-san menggunakan tubuh kecilnya untuk
mengekspresikan kegembiraannya sepenuhnya.
Teman sekelasku yang lain memperhatikan
situasi tersebut, semuanya berkata, 'makan siang bersama!', Dengan suara
nyaring dan wajah terkejut.
"Aku tak menyangka bisa makan siang
bersamamu!"
Lalu yachigusa-san memeluk lenganku.
Saat itu, teman sekelasku yang melihatnya,
berteriak dengan suara nyaring.
Aku dengan lembut melepaskannya dan berkata
padanya, 'Ayo kita cari makanan…. Dan! Menyentuh sangat dilarang, oke !?’.
Dia tampak sedikit kecewa, tapi segera tersenyum
dan menjawab.
“Apa yang harus kita makan? Mereka punya
banyak variasi yang mungkin membuatmu bingung, kan?”
"Benar. Hmm, aku akan mengambil set steak
daging sapi fillet.”
Sebenarnya, saat melihat makanan Maizumi-san, aku
ingin memakannya juga.
“Lalu, Miu akan mengambil menu yang sama.”
“Aku mengerti, lalu ayo kita ambil.”
“Ya, ayo!”
Kami berdua mendapatkan tiket makan dan
mendapatkan makanan.
“Kelihatannya enak ~”
Yachigusa-san melihat makanan yang dia terima
dan mengeluarkan suaranya.
Daging panggang, yang terlihat sangat lezat,
berbau harum. Ini benar-benar bisa merangsang nafsu makanmu.
Kemudian kami duduk di kursi kosong dan mulai
makan.
“Ini, ini sangat lembut dan enak ~”
Kata yachigusa-san sambil makan dengan cepat.
Tapi, tiba-tiba dia mengambil sepotong daging dengan sumpit, dan menawarkannya
padaku.
“Aaaaa ~”
"Tak perlu…"
“Huu, kau tak menarik ~”
Kau lihat, kami makan hal yang sama! Dan,
'Aaaa ~' miliku tak semurah itu!
“Tapi Miu senang bisa makan siang bersama.”
Yachigusa-san mengatakannya sambil tersenyum.
Saat aku melihat senyum Yachigusa-san itu, tanpa sadar, aku mengulurkan tangan
dan membelai kepalanya.
Yah, dia sangat manis…
Saat itu, dari dekatku, SNAP! , bisa kudengar
suara seperti itu.
Melihat orang yang membuat suara itu, kulihat
Saegusa-san mematahkan sumpitnya.
Saat kulihat wajahnya, Saegusa-san yang seiso
seperti biasa, tubuhnya gemetar.
Faktanya, selain dia, orang lain di sekitarku
juga gemetar.
Aku tidak tahu apa Yachigusa-san menyadarinya
atau tidak, tapi dia terus menyantap makanannya dengan nikmat.
Meskipun ada keributan kecil yang terjadi,
waktu makan siang sudah berakhir.