Chapter 71 - Mixed Bath 2
Setelah mengeluarkan suara aneh, Maisumi-san perlahan
tenggelam ke dalam air panas.
Aku tahu itu memalukan karena aku pernah terlihat saat
telanjang juga.
Kamu tahu, ini bukan air berlumpur, jadi aku masih bisa
melihatmu…
Saat kupikir begitu, aku melihat gelembung-gelembung itu
keluar, dan Maisumi-san keluar dari air panas.
“…… kamu melihatnya?”
"Apa?"
“Uumm ???”
“Yah, aku tidak tahu apa yang kamu maksud kecuali kamu
memberitahuku dengan benar apa itu….”
“Apa itu, huh…, i- itu… tu-buh telanj —- GLUB, GLUB, GLUB…“
Maisumi tenggelam ke dalam air panas lagi. Rupanya, dia
tidak bisa mengatakannya.
…… Tidak, tidak, aku tidak menggodamu, oke?
Aku juga tidak bilang aku ingin melihatmu malu, oke?…
Maksudku, kalau kau tidak memberi tahuku apa itu, mungkin
kita memikirkan sesuatu yang berbeda, bukan? Aku hanya tidak ingin terjadi
kesalahpahaman. Aku tidak punya niat lain selain itu, oke?…
Setelah beberapa saat, wajah Maisumi-san muncul.
Kalau terus-terusan merendam badan seperti itu nanti pusing
lho?
Maisumi menatapku seperti dia menyimpan dendam.
“Kenapa kamu tidak menyapaku ketika aku baru masuk…”
Kenapa? …… Yah, sulit untuk dijelaskan…
“Ah, aku tidak menyadarinya.”
“Jangan berbohong ー, karena kamu bisa berbicara dengan tenang
seperti ini, kamu pasti memperhatikanku, kan ー?”
“Haha, tidak mungkin…”
“Uuu ー”
“Yah… kupikir saat ini, Maisumi-san tampak sedang
bersenang-senang, jadi lebih baik kamu menikmatinya selagi bisa.”
"Hah?"
“Hmm… Aku merasa aneh mengatakan ini tapi, mandi di
pemandian air panas dengan seorang laki-laki adalah sesuatu yang langka, kan?”
“Ngomong-ngomong, a-aku mandi dengan seorang laki-laki!”
Maisumi akhirnya tenang dan memahami situasinya, tapi
setelah mendengar kata-kataku, dia menjadi bingung lagi dengan, 'Ahm, eh, ah
..'
Kemudian Maisumi-san mulai bergerak dengan aneh. Itu benar-benar
menjengkelkan karena dia bergerak di pemandian air panas dan memerciknya
kemana-mana, tapi… Saat Maisumi-san menjadi bingung, dia sangat manis. Terlebih
lagi, saat dia bergerak, aku bisa melirik berbagai bagian… Itu sedikit erotis…
Mungkin gerakan yang dia lakukan sekarang adalah sesuatu
yang disebut 'Chirarism' (Seni memberikan pandangan sekilas)… Menurutku orang
yang menamainya itu luar biasa.
Tapi sayangnya, kita sedang berada di pemandian air panas.
Dan pemandian air panas adalah tempat untuk menenangkan pikiran, yang ingin
dimasuki dengan tenang…
“Maisumi-san, jangan terlalu berlebihan.”
"Hah? Ah! Maafkan aku…"
"Baiklah, kemarilah dan nikmati pemandian air
panas."
Aku meminta Maisumi-san untuk datang ke sampingku dan
menikmati pemandian air panas perlahan.
Aku tak ingin seorang gadis muda pingsan di pemandian air
panas.
“Ah, itu…, tapi…, uum…”
Beberapa kata keraguan keluar dari mulut Maisumi-san. Benar-benar
hanya beberapa kata ... lagipula, sebelum dia selesai mengucapkan beberapa kata
itu, tubuhnya mengambil tindakan dan perlahan mendekatiku.
Aku tahu itu! lagipula, kalau aku membandingkan situasi ini
dengan situasi di kehidupanku sebelumnya, itu seperti seorang anak laki-laki
diundang seorang gadis cantik untuk membenamkan dirinya di samping gadis itu,
jadi tentu saja, anak laki-laki itu tidak bisa menolaknya! Benarkan?!
Tunggu… kalau saat ini, aku berkata, 'Sekalipun mulutmu
menolak, tubuhmu jujur, ya'… apakah itu akan dianggap sebagai pelecehan
seksual?
Ya, aku seorang pria sejati, jadi aku tak akan mengatakan
hal seperti itu!
Meski Maisumi-san dengan ragu-ragu datang ke sampingku,
matanya terus menatap tubuhku.
Dia mungkin berpikir kalau aku tidak menyadarinya, tapi dia
salah, aku tahu apa yang dia rasakan saat ini! Tapi, tentu saja, aku tak akan
pernah mengatakan kepadanya kalau aku memperhatikan tatapannya!
“Maisumi-san, kemana kamu melihat?”
"Ah! Ehmm… Apa yang kamu bicarakan?”
“Maksudku, kamu terus melirik ke sini, jadi aku ingin tahu
di mana kamu melihat.”
“Tidak, tidak, aku tidak melihat tubuh Kohaku-san! Aku
melihat pemandangan! Aku juga tidak berpikir kau punya kulit yang indah! Tidak
seperti itu, tidak sama sekali, oke?!”
… kalau kau tidak melihat tubuhku, bagaimana bisa kau berpikir
kalau kulitku indah?
Saat aku mencoba mengatakan sesuatu kepada Maisumi-san,
tiba-tiba, aku mendengar suara dari sekitar pintu masuk. Rupanya, ada pelanggan
lain yang masuk. Maisumi-san sepertinya juga memperhatikan suara itu saat dia
bergerak untuk memeriksa pintu masuk.
“Wow ー, pemandangan yang sangat bagus ー.”
“Ya, pemandangan dari pemandian kemarin sangat indah, tapi
pemandangan dari sini luar biasa.”
"W-w-w-wow!"
“Fufu, seperti yang kukatakan, kan? Bagaimanapun,
pemandangan dari sini adalah sorotan utama dari penginapan ini."
…… Kurasa aku tahu siapa yang akan
datang, sekarang apa yang harus kulakukan ..
Ketika aku bertanya-tanya apa yang harus dilakukan, kulihat kalau
riak menyebar dari samping. Saat aku melihat ke arah Maisumi-san, yang ada di
sampingku, wajahnya memucat. Dia gemetar dan menggumamkan sesuatu dengan suara
rendah. Saat aku mencoba mendengarkan gumaman itu…
“Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat
Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat Gawat”
…… Yah, aku tahu ini ‘Gawat’.
“Ma-Maisumi-san tenang…”
Aku melihat kalau Maisumi-san wajahnya memucat dan air mata
keluar dari matanya.
….. Kurasa dia benar-benar trauma karena itu.
“Untuk-hari ini, mungkin peringatan kematianku…”
“Tenang… Tenang dulu!”
“T-tapi kalau dia menemukanku di sini, aku yakin dia tidak
akan membiarkanku hidup!”
“Untuk saat ini, area ini adalah titik buta dari pintu
masuk, jadi dia tidak akan memperhatikanmu kalau kamu tidak menunjukkan wajahmu.”
Aku memberi tahu Maisumi-san sambil mengetuk batu.
“Maisumi-san, kamu bahkan tidak memperhatikanku yang ada di
belakang batu ini.”
“Itu…, itu benar, tapi…”
“Untuk saat ini, Maisumi-san, ayo ke sana, dan tolong
sembunyi di belakangku agar tidak terlihat Maria.”
“Y-Ya. Terima kasih."
Saat aku mengatakan itu, Maisumi-san pindah untuk
bersembunyi di belakangku.
Lalu, aku mencoba mendengarkan percakapan di balik pintu
masuk.
“Tidak ada orang di sini…”
"Yah, itu kosong karena masih pra-open."
Itu adalah percakapan antara ibuku dan ibu Maisumi-san.
…. Dari apa yang kudengar, tampaknya kita akan baik-baik
saja.
Aku sedikit lega, tapi jaminan ini hanya bertahan sampai aku
mendengar kata-kata Maria.
“Yoko-sama, sepertinya ada sekitar dua orang di balik batu
itu. Aku bisa merasakan kehadiran manusia datang dari sana."
….. Seperti yang diharapkan, dia tidak normal.